costume search enginge

Loading

Kamis, 13 Juni 2013

DAMPAK PAKAIAN KETAT TERHADAP KESEHATAN




                     
Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah).Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan  menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang  memakainya. Perkembangan dan jenis-jenis pakaian tergantung pada adat-istiadat,  kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing. Pakaian juga meningkatkan  keamanan selama kegiatan berbahaya seperti hiking dan memasak, dengan memberikan  penghalang antara kulit dan lingkungan. Pakaian juga memberikan  penghalang higienis, menjaga toksin dari badan dan membatasi penularan kuman. Salah satu tujuan utama dari pakaian adalah untuk menjaga pemakainya merasa nyaman. Dalam iklim panas busana menyediakan perlindungan dari terbakar sinar matahari atau berbagai dampak lainnya, sedangkan di iklim dingin sifat insulasi termal umumnya lebih penting.Pakaian melindungi bagian tubuh yang tidak terlihat.  Pakaian bertindak sebagai perlindungan dari unsur-unsur yang merusak, termasuk hujansalju dan angin atau kondisi cuaca lainnya, serta dari matahari. Pakaian juga mengurangi  tingkat risiko selama kegiatan, seperti bekerja atau olahraga. Pakaian kadang-kadang dipakai sebagai perlindungan dari bahaya lingkungan tertentu, seperti seranggabahan kimiaberbahaya, senjata, dan kontak dengan zat abrasif. Sebaliknya, pakaian dapat melindungi lingkungan dari pemakai pakaian, seperti memakai masker.
Banyak kalangan remaja yang lebih memilih menggunakan celana ketat dari pada celana yang lebih longgar, hal ini disebabkan karena  penggunaannya yang sangat praktis, cocok untuk berbagai macam atasan. 
Apa dampak pakaian ketat bagi kesehatan?, bagaimana cara pencegahan atau mengurangi penggunaan pakaian ketat ?. Kiranya dapat mencegah atau mengurangi penggunaan pakain ketat, dan pembaca dapat mengetahui dampak buruk pakaian ketat bagi kesehatan dan cara mencegahnya.

Dampak Pakaian Ketat Bagi Kesehetan Manusia
Celana ketat sepinggul berpeluang menimbulkan penyakit paresthesia. Istilah paresthesia sendiri, menurut Kamus Kedokteran Dorland,  berarti perasaan sakit atau abnormal seperti kesemutan, rasa panas seperti terbakar dan sejenisnya.
Gangguan saraf ringan itu terjadi karena  mereka suka sekali memakai celana ketat sebatas pinggul, setidaknya dalam enam bulan terakhir. Paresthesia dikenali gejalanya berupa kesemutan yang lama-kelamaan berubah menjadi mati rasa. Kesemutan terjadi lantaran terganggunya  saraf tepi, yakni saraf yang berada di luar jaringan otak di sekujur tubuh. Umumnya karena tertekan, infeksi, maupun gangguan metabolisme.
Pada dasarnya semua jenis pakaian ketat berpotensi  menimbulkan tiga macam gangguan kulit baik itu sebatas pinggul maupun di atas pinggul. Hal itu disebabkan masalah kelembaban yang memungkinkan jamur subur berkembang biak. Belakangan ini, pasien korban jamur yang berobat ke  Klinik Kulit dan Kelamin RSCM meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2002, sekitar 35% pasien terbukti kena serangan jamur.  Usia mereka berkisar 15 – 45 tahun. Meski tak semuanya berhubungan dengan kebiasaan  berbusana, tetapi kecenderungan meningkatnya jamur sebagai sumber penyakit kulit mesti diwaspadai. Idealnya, di negara tropis seperti Indonesia, pakaian  ketat atau terlalu tebal memang harusdihindari. Kulit menjadi kekurangan ruang untuk  bernapas, sementara cairan yang keluar dari dari tubuh cukup banyak. Akibatnya, permukaan  kulit menjadi lembab. Jika tak diimbangi busana yang tepat, jamur akan lebih mudah beranak pinak. Jenis jamur yang banyak ditemui adalah jamur panu (bercak putih, cokelat, atau kemerahan), jamur kurap dengan bintik menonjol gatal, serta jamur kandida  yang basah dan gatal.
3. Berbekas Hitam
Sesuai namanya, gejala gatal dan beruntusan yang menjadi trade mark sang  dermatitis  hanya muncul bila terjadi gesekan antara kulit dengan benda dari luar tubuh. Benda asing yang berpotensi gesek tinggi tidak hanya benda keras, semisal: perhiasan, jam tangan, atau ikat pinggang. Busana sehari-hari, jika terlalu ketat  menempel di tubuh, atau terbuat dan bahan berkontur kasar juga dapat memicu luka.
“Celana ketat” terutama berpengaruh pada kondisi kulit di sela-sela paha. Awalnya  mungkin cuma radang ringan. Tapi, kalau prosesnya berlangsung lama, bisa menimbulkan  bercak hitam di pangkal paha,” kata Kusmarinah Bramono”. Jika si pemilik tubuh insaf dan menjauhkan diri dari busana ketat, warna hitam tadi mungkin saja berkurang atau hilang sama sekali. Namun, Kusmarinah mengingatkan, proses menghilangkan noda hitam itu tak bisa dilakukan secepat membalik telapak tangan. Jenis penyakit kulit lain yang biasa menghinggapi pemakai celana ketat adalah biduran atau kaligata. Bentuknya bentol-bentol mirip bekas gigitan ulat bulu. Tingkat keparahannya mulai bentol sebesar biji jagung hingga bibir bengkak. Biduran bisa muncul di bagian tubuh mana pun. Berdasarkan pengamatan Kusmarinah, banyak pasien tidak menyadari, biduran dapat juga disebabkan oleh tekanan serta ketatnya pakaian.
Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasanya perempuan berpakaian tetapi ketat atau transparan, maka ia berpotensi mengalami berbagai penyakit kanker ganas melanoma di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka. Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan mengutip beberapa fakta, diantaranya bahwasanya kanker ganas melanoma yang masih berusia dini akan semakin bertambah dan menyebar sampai ke kaki. Penyakit ini disebabkan sengatan matahari yang mengandung ultraviolet dalam waktu yang panjang di sekujur tubuh yang berpakaian ketat atau berpakaian pantai (yang biasa dipakai wanita ketika di pantai dan berjemur di sana). Penyakit ini mengenai seluruh tubuh dengan kadar yang berbeda-beda. Tanda-tanda penyakit ini muncul pertama kali adalah seperti bulatan berwarna hitam agak lebar. Terkadang berupa bulatan kecil saja, kebanyakan di daerah kaki atau betis, dan biasanya di daerah sekitar mata, kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), dan menyerang darah, lalu menetap di hati serta merusaknya.
Terkadang juga menetap di sekujur tubuh, diantaranya: tulang, dan bagian dalam dada. Juga bagian perut karena adanya dua ginjal yang menyebabkan  air kencing berwarna hitam karena rusaknya ginjal akibat serangan penyakit kanker ganas ini.  Penyakit ini juga menyerang janin di dalam rahim ibu yang sedang mengandung. Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama. Obat-obatan belum bisa mengobati
kanker ganas ini.
Pakaian ketat dapat menyebabkan kemandulan pada wanita. Pada cuaca yang sangat dingin, pakaian ketat tidak berfungsi menjaga suhu tubuh dari serangan hawa dingin. Suhu yang terlalu dingin jelas dapat membahayakan kondisi rahim  (Al-Istanbuli, 2006).  
Darah terganggu, menyebabkan varises dan gangguan yang di akibatkan jenis pakaian ketat dalam jangka waktu yang lama adalah membuat bentuk tubuh  menjadi buruk dan merusak tulang punggung. Pakain ketat dan transparan tenyata sangat  berbahaya menurut majalah kedokteran di Inggris, pakaian ketat yang di kenakan dalam waktu panjang dapat menyebabkan Kanker Milanoma. Menurut penelitian ilmiah pakaian ketat yang dikenakan oleh wanita di terik matahari dalam waktu yang panjang, setelah beberapa tahun menyebabkan Kanker ganas milanoma pada usia dini . dan kaos kaki nilon yang mereka kenakan tidak sedikitpun bermanfaat didalam menjaga kaki  mereka dari kanker ganas tersebut. Kanker Melanoma adalah kanker kulit yang sangat berbahaya, dan kanker ini biasanya di mulai dengan tanda hitam pada kulit, atau tahi lalat. Tahi lalat adalah kumpulan sel pigmen abnormal (melanosit yang muncul pada kulit Dan penyakit ini terkadang mengenai seluruh tubuh dengan kadar yang berbeda-beda. Gejala dari kanker ini adalah munculnya bulatan berwarna  hitam agak lebar dan terkadang berupa bulatan kecil saja, pada daerah kaki atau betis, atau bisa disekitar mata kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh. Penyebaran bulatan ini  disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), menyerang darah, dan menetap di hati dan merusaknya. Dalam beberapa kasus kanker milanoma juga menyerang  tulang, bagian dalam dada dan perut. Kanker ini juga menyerang ginjal, Jika ginjal sudah rusak air kencing akan berwarna hitam.  Janin juga tidak luput dari serangan kanker milanoma ini.Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama, karena belum di temukan obat yang benar benar mampu menyembuhkan kanker ganas ini.
6. Mengganggu mobilitas usus 
Penggunaan celana yang terlalu ketat dapat mengganggu mobilitas dari usus. Hal inilah yang membuat seseorang merasa tidak nyaman atau sakit pada perut setelah dua atau tiga jam setelah makan. Namun terkadang masyarakat tidak  menyadari bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh penggunaan celana yang ketat.
7. Memicu pembekuan pembulu darah 
Penggunaan pakaian ketat juga akan mengganggu gerakan tubuh yang dapat  memicu timbulnya pembekuan darah di dalam pembuluh darah, membuat aliran terganggu.
8. Mengganggu kesuburan wanita dan gangguan jamur di sekitar organ 
Endometriosis (suatu gangguan yang sering mengakibatkan gangguan kesuburan pada wanita) diduga karena disebabkan kebiasaan seseorang yang selalu memakai pakaian ketat selama bertahun-tahun. Menggunakan pakaian ketat akan memicu sel-sel endometrium (selaput lendir rahim) untuk melarikan diri dari rongga rahim lalu berdiam di indung telur, sehingga kesehatan menjadi terganggu.
Bila hal ini dibiarkan terus menerus, maka akan menimbulkan gangguan jamur di sekitar organ intim wanita. Bila sudah menimbulkan jamur, maka dapat dipastikan seorang wanita akan mengalami berbagai gangguan. Perlu diketahui bahwa jamur itu sangat suka  suasana lembab. ia akan tumbuh subur. Jika menggunakan celana ketat jeans maka daerah lipatanya akan menjadi lembab apalagi jika dipakai seharian itulah salah satu yang menjadi munculnya keputihan
9. Memperburuk kualitas sperma dan menyebabkan kemandulan 
Berdasarkan penelitian bahwa penggunaan pakaian ketat menyebabkan penurunan kualitas sperma yaitu  jumlah sperma yang biasanya 60 juta per mililiter kini turun drastis hingga ke angka 20 juta per mililiter. Setelah dilakukan penelitian  mendalam ternyata masalahnya masih terjadi pada skrotum lapisan yang melindungi penis. Suhu yang tidak normal pada skrotum karena sering ditekan oleh celana jeans ketat bisa berakibat buruk pada kualitas sperma karena tumpukan keringat yang tidak bisa keluar disekitar penis tentu akan menimbulkan jamur yang akan meningkatkan suhu testis dalam produksi sperma. Kurang lebih sama saja dengan wanita, penggunaan celana ketat bisa menimbulkan ‘kekurangan udara’ terutama kepada organ vital.Umumnya suhu udara yang kondusif untuk organ vital normalnya sampai 36,5 derajat celcius, namun saat memakai celana ketat, suhu udarapun naik menjadi 37 derajat celcius.  Kondisi yang panas ini sangat berbahaya buat sperma. Sebuah penelitian membuktikannya  dengan mengambil sampel pria yang suka mengenakan celana ketat. Jumlah sperma yang diproduksi biasanya 60 juta permilimiter, dengan menggunakan celana ketat jumlah sperma turun drastis sepertiganya, yakni 20 juta permililiter. Mengapa hal ini bisa terjadi? Ternyata masalahnya terletak pada skrotum. Suhu yang tidak normal pada skrotum karena celana jeans ketat  bisa berakibat buruk pada kualitas sperma loh sobat kenapa? karena tumpukan keringat yang tidak bisa keluar di sekitar Organ vital. Ini akan menimbulkan jamur yang akan meningkatkan suhu testis dalam produksi sperma, dan bila diteruskan akan menjadi gatal dan akan menjalar ke bagian buah zakar. Ujung-ujungnya pun akhirnya terletak pada kesuburan kalian, walaupun secara genetik kamu termasuk keturunan yang subur, tetapi dengan kebiasaan penggunaan celana jeans ketat bisa menurunkan kualitas kesuburan!
10. Menyebabkan pingsan 
Mungkin terdengar ekstrim tapi hal ini sering dialami  oleh beberapa wanita. Meski  korset  sudah tidak popular lagi, pakaian sejenis itu dapat mengurangi pemakainya mengembangkan paru-parunya dan hal ini akan mengakibatkan nafas terasa berat. Selain itu, akan memperkecil  oksigen yang masuk ke dalam tubuh. Kategori pakaian seperti ini termasuk pakaian dalam pernikahan, bustier, dan spandek
11. Menaikkan asam lambung 
Terlalu ketat juga akan menyebabkan naiknya cairan asam lambung karena tekanan yang terlalu besar pada perut. Hal ini dapat meningkatkan tekanan di daerah abdominal yang akan menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan
12. Pakaian Ketat menurut Agama (Islam)
Memakai pakaian yang ketat dan sesak tidak  dianjurkan (makruh) baik dari sudut pandang syari’ah maupun dari sudut pandang kesehatan. Ada sebagian jenis baju ketat membuat orang yang mengenakannya sulit melakukan sujud. Jika baju seperti ini menyebabkan si pemakai sukar mengerjakan shalat atau bahkan  menyebabkan dia meninggalkan shalat, maka jelas hukum memakai baju seperti ini adalah haram.
Asy-Syaikh al Albaniy berkata bahwa celana ketat itu mendatangkan dua macam musibahMusibah pertama, bahwa orang yang memakainya menyerupai orang-orang kafir. Sedangkan Kaum Muslim memang memakai celana, akan tetapi model celana yang lebar dan longgar. Model seperti ini masih banyak  dipakai di daerah Suriah dan Libanon. Ummat Islam baru mengenal celana ketat setelah  mereka dijajah bangsa eropa. Pengaruh buruk itulah yang diwariskan oleh kaum penjajah  kepada ummat Islam. Akan tetapi karena kebodohan dan ketololan ummat Islam sendiri,  Mereka mengambil tradisi buruk tersebut.
Musibah kedua, celana ketat menyebabkan bentuk aurat terlihat dengan jelas. Memang benar bahwa aurat pria adalah anggota badan antara pusar dan lutut. Namun seorang hamba yang sedang melakukan shalat dituntut untuk berbuat lebih dari ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat (dalam masalah busana ini,  lihat Al Qur’an Surah 7:31). Tidak pantas dia melakukan maksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala ketika sedang sujud bersimpuh di hadapan-Nya. Ketika dia mengenakan celana ketat, maka kedua pantatnya akan terbentuk dengan jelas. Bahkan lebih dari itu, bagian tubuh yang membelah keduanya juga terlihat nyata ! Bagaimana seorang hamba melakukan shalat dan menghadap
Rabb Semesta Alam dalam keadaan seperti ini ?! Yang lebih aneh lagi adalah  mayoritaspemuda Muslim biasanya menentang keras apabila kaum wanita Muslimah  memakai baju ketat. Alasan mereka bahwa baju ketat  yang dipakai wanita bisa menunjukkan bentuk tubuhnya secara jelas. Akan tetapi pemuda ini lupa akan dirinya sendiri. Dia tidak sadar  bahwa dia telah mengerjakan suatu hal yang dia sendiri membencinya.
Jika demikian, tidak ada bedanya antara wanita yang memakai baju ketat sehingga terlihat lekuk tubuhnya dengan pria yang memakai celana  ketat (jeans dan semacamnya-pen-) sehingga terlihat bentuk kedua pantatnya. Ketika pantat pria dan wanita dianggap sebagai aurat, maka hal menggunakan baju ketat bagi mereka itu sama saja hukumnya, yakni dilarang. Sebenarnya para pemuda wajib menyadari musibah yang telah melanda mayoritas mereka. Rasulullah SAW telah melarang kaum pria shalat  dengan memakai celana tanpa gamis (kemeja). Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud  dan al Hakim. Sanad hadits ini sendiri berkualitas hasan. Lihat Shahiih al Jaami’ al  Shaghiir nomor 6830 dan juga diriwayatkan oleh al Thahawiy dalam Syarh Ma’aaniy al Atsaar (I/382). Adapun jika model celana yang dikenakan  ketika shalat tidak ketat dan berukuran longgar, maka sah shalat yang dikerjakan. Yang lebih  baik adalah dirangkap dengan gamis yang bisa menutup anggota tubuh antara pusar dan lutut.  Akan tetapi lebih baik lagi apabila panjang gamis itu sampai setengah betis atau sampai  mata kaki (asalkan tidak sampai menutupi mata kaki –pen). Hal seperti ini adalah cara menutup aurat yang paling sempurna (mungkin pakaian seperti ini di daerah kita agak sukar didapatkan di pasaran, namun cukup banyak sarung yang bisa menggantikan fungsinya –pen-). (Al Fataawaa I/69, tulisan Syaikh ‘Abdul Aziz bin ‘Abdullah bin Baz). Dengan latar belakang inilah Komite Tetap Pembahasan Masalah ‘Ilmiyyah dan fatwa Saudi Arabia (semacam MUI di Indonesia -pen-)  menjawab pertanyaan mengenai hukum Islam tentang shalat memakai celana. Jawaban yang dirumuskan adalah sebagai berikut: “Jika pakaian tersebut tidak menyebabkan aurat terbentuk dengan jelas, karena modelnya longgar dan tidak bersifat transparan sehingga anggota aurat tidak bisa dilihat dari arah belakang, maka boleh dipakai ketika shalat. Namun  apabila busana itu terbuat dari bahan yang tipis sehingga memungkinkan aurat yang memakai dilihat dari belakang, maka shalat yang dikerjakan batal hukumnya. Jika sifat busana yang dipakai hanya mempertajam atau memperjelas bentuk aurat saja, maka makruh  mengenakan busana tersebut ketika shalat. Terkecuali jika tidak ada busana lain yang dapat dikenakan.
13.   Cara Mengurangi Atau Mencegah Seorang Memakai Pakaian Ketat yang Berdampak Buruk Bagi Kesehatan
Setiap manusia tentunya ketika mengetahui akibat dari penggunaan pakaian ketat akan mulai sadar dan mengurangi pemakaian pakaiaan ketat. Selain itu, mengurangi produksi pakaiaan ketat juga bisa menjadi salah satu cara yang tepat.
Pemahaman sejak dini dari orang tua sangat  berperan dalam memberikan pendidikan dalam berpakaian sehingga sejak kecil anak dapat memahami dampaknnya bagi kesehatan.
Petugas kesehatan mempunyai perananan  yang penting dalam pencegahan penggunaan pakaian ketat ini dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat terutama masyarakat di perkotaan.
14.  Kesimpulan 
Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia selain  makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian  untuk melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan  manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya. Pakaian juga dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan pemakainya,  sehingga dalam memilih pakaian yang digunakan harus cermat, seperti memilih pakaian yang tidak terlalu ketat bagi tubuh, agamapun melarang.
15.  Saran 
Sebagai individu yang berperan dalam kesehatan masyarakat, pemahaman akan masalah-masalah yang sering terjadi sesuai dengan perkembangan zaman  sangat penting dalam memecahkan permasalahan kesehatan masyarakat.


Faktor psikososial dan Indikator Sosial Ekonomi Apakah Terkait dengan Rumah Tangga Kerawanan Pangan antara Wanita Hamil

  1. Nancy Dole **
+ Afiliasi Penulis
  1. * Departemen Gizi, Departemen Kesehatan Ibu dan Anak, ** Carolina Penduduk Center, School of Public Health, University of North Carolina, Chapel Hill, NC dan Departemen Pembangunan Manusia dan Studi Keluarga, Iowa State University, Ames, IA
  1. 2 Untuk siapa korespondensi harus ditangani. E-mail: blaraia@email.unc.edu .

Abstrak

Rumah Tangga kerawanan pangan telah dikaitkan dengan beberapa hasil kesehatan negatif, namun sedikit yang diketahui tentang prevalensi dan berkorelasi kerawanan pangan rumah tangga selama kehamilan. Penelitian ini dilakukan sebagai bagian dari Kehamilan, Infeksi, dan Gizi studi kohort prospektif untuk mengidentifikasi faktor risiko kelahiran prematur. USDA skala 18-item yang digunakan untuk menilai prevalensi kerawanan pangan di antara wanita hamil dengan pendapatan ≤ 400% dari kemiskinan. Statistik deskriptif dan regresi logistik digunakan untuk mengidentifikasi sosial ekonomi, demografi, dan psikososial prediktor rumah tangga rawan pangan. Di antara 606 wanita hamil, 75% berasal dari makanan-sepenuhnya aman, 15% dari marginal makanan-aman, dan 10% dari rumah tangga rawan pangan. Perempuan dari sedikit rumah tangga makanan aman dan rawan pangan memiliki penghasilan kurang signifikan, kurang pendidikan, dan lebih tua dari perempuan dari rumah tangga sepenuhnya makanan-aman. Dalam analisis bivariat, semua faktor psikososial secara signifikan terkait dengan kerawanan pangan rumah tangga dan menunjukkan hubungan dosis-respons dengan meningkatnya kerawanan pangan. Prediktor sosial ekonomi dan demografis untuk rumah tangga rawan pangan adalah pendapatan, ras kulit hitam, dan usia. Setelah mengontrol variabel sosial ekonomi dan demografi, indikator psikososial yang dirasakan stres, kecemasan sifat, dan gejala depresi, dan locus of control dikaitkan dengan kesempatan berhubungan positif dengan kerawanan pangan rumah tangga. Sebaliknya, harga diri dan penguasaan adalah terbalik terkait dengan kerawanan pangan rumah tangga. Faktor psikososial serta indikator sosial ekonomi dan demografi yang berhubungan dengan rumah tangga rawan pangan pada wanita hamil, namun arah sebab-akibat antara indikator psikososial dan kerawanan pangan tidak dapat ditentukan dalam data ini.
Status gizi seorang wanita sebelum dan selama kehamilan merupakan faktor risiko lingkungan yang penting bagi hasil yang merugikan kehamilan ( 1 - 6 ). Akibatnya, menjamin pasokan makanan bergizi bagi ibu hamil telah menjadi fokus utama dari perawatan prenatal dan intervensi pemerintah federal, dengan upaya berkonsentrasi terakhir pada wanita hamil berpenghasilan rendah. Dalam beberapa tahun terakhir, risiko mengalami kerawanan pangan telah diidentifikasi sebagai masalah kesehatan masyarakat bagi rumah tangga berpendapatan rendah. Pada tahun 2003, 11,2% dari seluruh rumah tangga AS, yang mewakili> 36 juta orang, mengalami kerawanan pangan ( 7 ), yang didefinisikan sebagai "setiap kali ketersediaan pangan yang bergizi cukup dan aman, atau kemampuan untuk memperoleh makanan dapat diterima dengan cara yang dapat diterima secara sosial, terbatas atau tidak pasti "( 8 ).
Kerawanan pangan memiliki dampak kesehatan bagi perempuan dalam rumah tangga berpendapatan rendah. Misalnya, kerawanan pangan menyebabkan berkurangnya asupan mikronutrien antara wanita usia subur ( 9 ), kelebihan berat badan ( 10 , 11 ), dan ketidakmampuan, selama puncak tahun berat memperoleh, untuk kembali ke status berat pregravid ( 12 ). Depresi ibu dan penurunan status kesehatan mental yang telah dikaitkan dengan kerawanan pangan ( 13 - 15 ). Penurunan status kesehatan mental mungkin menempatkan perempuan berpenghasilan rendah beresiko untuk rumah tangga rawan pangan karena ketidakstabilan kerja dan terkait penurunan pendapatan, yang berkontribusi terhadap kerawanan pangan, atau melalui keterampilan coping miskin render perempuan berpenghasilan rendah tidak mampu untuk mendapatkan cukup makanan padat gizi ( 13 ).
Sebagian sebagai tanggapan terhadap peningkatan penekanan pada kerawanan pangan sebagai masalah kesehatan masyarakat, literatur yang luas pada prediktor kerawanan pangan di Amerika Serikat telah muncul ( 16 - 24 ). Namun, jauh lebih sedikit yang diketahui tentang prediktor dan berkorelasi kerawanan pangan di kalangan ibu hamil. Ada 3 alasan utama mengapa prediktor kerawanan pangan mungkin berbeda untuk populasi ini. Pertama, tuntutan gizi ibu hamil berbeda dari wanita hamil, disarankan dengan peningkatan asupan vitamin dan mineral, dan tambahan 1.256 kJ / d rata-rata bagi wanita dengan berat badan normal ( 25 ). Untuk mencapai berat badan kehamilan yang optimal, persyaratan diet termasuk makanan padat gizi yang sering kali lebih mahal ( 26 ). Minimal, membeli makanan untuk meningkatkan asupan energi harian wanita dengan 1,256 kJ berarti rumah tangga menghadapi kendala lebih dalam anggaran makanan mereka. Untuk mengatasi masalah ini selama kehamilan, program makanan federal seperti Program Nutrisi Tambahan Khusus untuk Wanita, Bayi dan Anak (WIC) mungkin tersedia untuk perempuan berpenghasilan rendah, namun, Program Stamp Makanan (sebuah program dengan manfaat moneter bulanan jauh lebih tinggi dari WIC) tidak meningkatkan tingkat keuntungan sampai setelah anak lahir. Kedua, seorang wanita hamil mungkin memiliki lebih banyak kesulitan menempatkan sebagainya upaya untuk melakukan pembelian makanan bergizi, terutama pada kehamilan ketika dia kurang mobile. Sebagai tanggapan, orang lain selain wanita hamil dapat melakukan pembelian makanan. Jika orang ini kurang berpengalaman dalam berbelanja makanan, ini dapat menyebabkan pembelian yang kurang bergizi, jika orang ini juga kurang berpengalaman dalam persiapan makanan, pembelian lebih mahal (misalnya, makanan cepat saji) dapat dilakukan. 2 faktor ini bersama-sama dapat regangan anggaran makanan rumah tangga. Ketiga, seorang wanita mungkin keluar dari tenaga kerja selama masa kehamilan, mengurangi jumlah uang yang tersedia untuk makanan. Penurunan tiba-tiba juga dapat hadir tantangan bagi rumah tangga yang tidak digunakan untuk penganggaran pada pendapatan yang lebih rendah ( 27 , 28 ). Meskipun kupon makanan dapat membantu situasi keuangan keluarga, melamar dan menerima kupon makanan bukan proses instan.
Tuntutan nutrisi dan kondisi psikologis yang ada selama peristiwa besar dalam hidup kehamilan menimbulkan tantangan bagi semua perempuan untuk makan dengan baik. Perempuan dari rumah tangga rentan mungkin menghadapi tantangan tambahan jika mereka rawan pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki prevalensi dan prediktor kerawanan pangan di kalangan ibu hamil dari rumah tangga menengah dan berpenghasilan rendah.

Payudara Intake Susu Apakah Tidak Mengurangi Lebih oleh Pengenalan Energi padat Makanan Pelengkap daripada Khas Bayi Bubur

  1. Mark J. Manary
+ Afiliasi Penulis
  1. 3 Departemen Pediatrics, Washington University School of Medicine, St Louis, MO 63110, 4 College of Medicine, University of Malawi, Blantyre 3, Malawi, 5 Departemen Kesehatan Internasional, Universitas Tampere Medical School, FIN 33014 Tampere, Finlandia; 6 Departemen Pediatri, Tampere University Hospital, FIN 33.521 Tampere, Finlandia, 7 AS Departemen Pertanian / Pusat Penelitian Gizi ARS Anak, Baylor College of Medicine, Houston, TX 77030
  1. * Kepada siapa korespondensi harus ditangani. E-mail: manary@kids.wustl.edu .

Abstrak

Pengaruh kepadatan energi yang berbeda dari makanan pendamping pada konsumsi ASI belum dipahami dengan baik. Dalam studi ini, kami menguji hipotesis bahwa pemberian penyebaran difortifikasi (FS), sebuah mikronutrien dibentengi, padat energi (22 kJ / g), siap menggunakan makanan, untuk bayi Malawi tidak akan mengurangi asupan ASI mereka lebih dari jagung + kedelai dicampur tepung tradisional (CSB). Empat puluh empat bayi dan ibu pasang 6-mo berusia sehat terdaftar dalam calon, kelompok paralel, peneliti buta-, percobaan terkontrol acak pelengkap makan. Bayi secara acak menerima 25 g / d FS, 50 g / d FS, atau 72 g / d CSB. Hasil utama adalah perbedaan asupan ASI setelah 1 mo pemberian makanan tambahan yang diukur dengan teknik pengenceran oksida deuterium dosis-to-ibu. Hasil dibandingkan dengan menggunakan langkah-langkah berulang ANOVA. Sebanyak 41 pasangan ibu-bayi menyelesaikan studi. Pada saat pendaftaran, 88% bayi telah menerima bubur jagung. Pada awal, bayi mengkonsumsi 129 ± 18 g · kg berat badan -1 · d -1 (mean ± SD) dari ASI. Setelah 1 bulan dari makanan pendamping ASI dengan 25 g / d FS, 50 g / d FS, atau 72 g / d CSB, konsumsi ASI mereka adalah 115 ± 18 g · kg berat badan -1 · d -1 , penurunan yang signifikan; Namun, efek dari makanan pendamping tidak berbeda satu sama lain ( F -nilai Model = 4.33, P = 0,0008 untuk efek waktu dan P = 0,69 untuk efek dari jenis makanan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan tambahan bayi Malawi dengan FS memiliki efek yang sama pada asupan ASI sebagai makanan pendamping ASI dengan CSB bubur tradisional.

Pengantar

Di antara bayi di pedesaan Malawi, seperti di banyak tempat di dunia berkembang, 3-4 mo adalah usia khas untuk pengenalan makanan pendamping ( 1 ). Makanan tradisional pelengkap Malawi adalah bubur jagung yang mengandung ~ 10% padatan ( 2 ). Dengan 4 mo usia, Malawi bayi mulai menunjukkan pertumbuhan goyah, dan dengan 18 mo usia, mereka relatif kerdil dan kurus dan tidak mencatat pertumbuhan catch-up selanjutnya ( 3 ).
Sebuah intervensi potensial untuk memerangi pertumbuhan goyah adalah penambahan ditingkatkan makanan pelengkap, penyebaran difortifikasi (FS), untuk diet bayi pada 6 mo usia ( 4 ). FS adalah siap pakai, padat energi, mikronutrien diperkaya, pasta lipid. Keuntungan menggunakan FS adalah bahwa hal itu dapat dengan aman memberikan semua nutrisi yang diperlukan dalam yang nyaman, higienis makanan yang ditargetkan dalam keluarga untuk digunakan hanya oleh bayi. FS telah terbukti bermanfaat bagi anak-anak penderita gizi buruk baik dalam kelaparan dan situasi nonfamine ( 5 , 6 ). Dalam uji klinis, formulasi terapi FS telah terbukti aman dan efektif dalam rehabilitasi anak-anak penderita gizi buruk ( 7 - 9 ). FS juga dikaitkan dengan pertumbuhan pemulihan yang lebih baik pada anak-anak kurus dan kerdil dan perpindahan kurang makanan kebiasaan kurang dari bubur berbasis sereal tradisional ( 10 ).
Kepadatan energi dari FS adalah 22 kJ / g, jauh lebih besar daripada baik bubur sereal tradisional, yang mengandung 1,5 kJ / g, atau bubur minyak yang diperkaya, yang dapat memberikan hingga 6 kJ / g. Efek seperti makanan pendamping padat energi pada asupan ASI tidak diketahui. Dua studi sebelumnya memberikan bukti bahwa kepadatan energi dari makanan pendamping dapat mengubah asupan ASI ( 11 , 12 ). Dalam satu studi, jangka pendek minyak suplementasi dari bubur nasi-legum diberikan kepada 20 bayi di India menemukan bahwa makanan dengan kepadatan pengungsi ASI energi yang lebih tinggi lebih dari energi yang ditambahkan oleh makanan pelengkap ( 11 ). Sebuah studi kedua dibandingkan asupan ASI pada 10 anak-anak Bangladesh mengkonsumsi beras / susu bubur tradisional dan minyak yang diperkaya dan menyimpulkan bahwa asupan ASI menurun konsumsi bubur padat energi, tetapi asupan energi secara keseluruhan meningkat ( 12 ).
Penelitian ini pada bayi Malawi 6-mo berusia menerima 1 dari 3 rejimen makanan pendamping ASI dilakukan untuk menjelajahi bagaimana kepadatan energi dari makanan pelengkap mempengaruhi asupan ASI. Kami berhipotesis bahwa penambahan FS untuk diet ini bayi tidak akan menggantikan asupan ASI untuk sebagian besar dari bubur jagung tradisional.